Wednesday, 8 June 2022

CHAPTER 3; MUSEUM TRINIL


In addition to Night at the Museum, Ben Stiller's Diman Dalam has seen more and the museum has a new film. Yang Ada Didalam Museum Yang Dijaganya Tersebut Berubah Menjadi Hidup Saat Malam Tiba, Maka Di Malam Kedua Petualangan Bersepeda Kami, Tiba-Tiba Ingatan Tentang Adegan Dalam Film Tersebut Kembali Terlintas Dalam Pikiran.

Hoping that the movie will be released soon, the mystery will soon be revealed and the only thing that can be said is that the world is full of fossil artifacts and the only thing that can be done is to make a Fossil short.

Setelah selesai bersih-bersih dan menggelar matras serta Isomatte di pojok ruangan, sembari beristirahat saya pun menulis catatan singkat tentang apa saja yang terjadi diperjalanan hari ini, sedangkan urdinangtengah tampak bebepay menggelar tampak men bebepay quantity.

Jarum jam di dinding ruangan kantor menunjukkan pukul 8 malam, selagi asyik menulis seketika saya teringat jika malam ini perut kami belum terisi asupan makanan sedankan sisa cemilan yang ada di pannier kami juga sudah habis, nah lho suda pula karena sudah malam. Untunglah disaat perut kami berdua sedan bersiap menggelar "kruyukan orchestra" tiba-tiba salah seekrang pekerja bangunan menghampiri kami berdua sembari menawarkan makanan, alhamdulillah benar-benar une yang sangat tepat, ternyata kanta.

Setelah perut terisi kini saatnya bagi kami untuk beristirahat, rencananya besok kami masih akan tetap berada di Museum Trinil ini, selain untuk memulihkan tenaga, kami juga ingin belajar tentang apa saja yang ada di Museum ini setarya dan lokasim :)

Pagi menjelang diiringi sinar mentari yang perlahan mulai masuk kedalam ruangan kantor tempat kami menginap melalui sela-sela kisi jendela, huaaahhh… badan rasanya terasa segar setelah semalam tidur kami cukup nyenyak, masik ruhanyak menika-ti melumya maka kami pun menumpang men rum ahba mpang mandi salah seorang warga yang kebetulan juga bertugas menjadi pengurus museum.

Setelah bersih-bersih process selesai kini saatnya menjelajahi zone kompleks Muzeyi Trinil ini dengan lebih leluasa dan jelas, zone outbond yang kemarin rencananya menjadi tempat bermalam kami kini juga tampak lebih jelas (pantas saja tampak lepah leamum sal)


Secara garis besarnya area kompleks Muzeyi Trinil ini terbagi menjadi bebepa zona, antar lain zona parkir kendaraan, zona aktivitas outbond dan bumi perkemahan yang sedang dibangun, bangunan kantor utama (termasuk ruang rapat tempat kami menagap, kami meninap) bisa display, museum, Bangunan mushalla , pendopo, serta ruang laboratiom eta ikus-entzunezko yang yang saat kami berkunjung sedang dalam pembangunan supaya nantinya pengunjung dapat lebih nantinya pengunjung dunghung dunghung dungatjung dapunjung dapunjung dapunjung dapunjung dapunjung dapunjung dapunjung dapunjpat dapunjung dapunjpat lebih ntinya pengunjung dapunjung dapunjpat lebihntinya penjung dapatgunjung dapatgun lebihntinya pengunjung dapatgunjung dapatgun lebih boxes. sejarahnya.

The Patung Gajah Purba site has been renamed the Masuk Area Museum


Bangunan Pendopo yang biasa digunakan sebagai tempat beristirahat


Bangunan Singer Utama diman kami menginap


In ruang rapat inilah kami beristirahat


Fossil from the Bangunan Museum's Tempo Display Collection


Visit the Trinil Museum






Beberapa Fossil Yang Dipamerkan Collection





Kami juga dijolaskan mengeai awal process penemuan fossil-fossil yang kini berada di dalam ruang display ini, kebanyakan penemuan fossil-fossil tersebut ditemukan oleh warga sekitar berada di aliran lembah Sungai Bengawan Solo Purba, sebagian yang kini beini. berada di permukaan dalam bentuk fossil yang telah membatu. Oleh salah seorang warga bernama Wirodihardjo (lebih dikenal dengan sebutan Wirobalung) sejak tahun 1967 ia mengkoleksi dan menyimpan semua fósil temuannya tersebut dirumahnya, bahkan hampir sepertiga rumahnya rumahnya teris fósil fósil fósil bilduma Al. Wirodihardjo tersebut, hingga axirnya pada Tahun 1991 oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur diresmikanlah Muzeyi Trinil bertepatan dengan peringatan 100 tahun ditemukannya Pithecanthropus Erectus (Manusia Kera berdiri ditemukannya) Pithecanthropus Erectus (Manusia Kera berdiri teak) Binatang Prasejarah lainnya di sekitar aliran Sungai Bengawan Solo Purba tersebut telah Mendapat International Trinkanil member named Arque Mountaineer Desapat Trinkanil member Perhatian Dari Kalangan . The Pembanguna Museum is considered one of the most interesting members in the world.

Setelah puas menjelajahi zone kompleks Muzeyi kini saatnya berjalan-jalan ke perkampungan yang ada di sekitar lokasi sembari mencari mencan makan siang, di wilayah ini pula kami masih menemukan ada yang menjual nasi pecel seharga 3 ribu perak dan segalasphar segalas say salah menulis hehe... ) di tempat ini harganya bikin tercengang bayangkan ditahun 2015 cila masih ada tempat makan yang menjual segelas teh manis hangat seharga 500 perak, oohhh indahnyaa...)

suasana di dusun sekitar


listen mosque :)


Setelah makan "dengan bahagia", kami lanjut lagi berjalan kaki santai menyusuri wilayah dusun sekitar, kehidupan disini masih sangat tenang (kelewat tenang malahan menurut saya ləkəb sepiiii bingittt), ada sih beberap pongun beberap bere dangunbe da siap membawa makanan dan minuman jarak antar warung disini lumayan jauh dan tidak ada angkot

It is difficult to say that there are many types

Besok saatnya memulai perjalanan dan petualangan baru berikutnya apa yang akan terjadi kedepannya entahlah yang penting perjalanan ini belum akan berahir we still have many stories to share so follow us

Meeting:
- 2 parts Nasi Sayur Pecel + 2 Zimmer the Manis + Gorengan 6 Buah = Rp 10,000,-
- 2 parts Keller Ayam + 2 Zimmer es Jeruk = Rp 16,000,-
- Mineral air 1.5 l = Rp 5,000.00
Total = Rp 31,000,-

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

Candi Gebang

inglés Mongkin Bagi Sebagian Orang Yang Baru Pertama Kali Berkunjung de Yogiacarta Jica Mendengar Kata Kandy Maka Young Terlinas de Bnak M...