Selamat datang pelancong pecinta dunia perjalanan
Jika pada postingan sebelumnya kita membahas tentang pembangunan stasiun kereta api Maguvo Lama, kali ini sebagai bagian dari wisata bersejarah yang menandai peninggalan zaman Kolonial, saya mengajak anda untuk mencari bekas rel kereta api yang lain. Stasiun berada. Bangunan ini juga dibangun pada masa penjajahan, namun sayang, keadaannya tidak lagi bobrok dan terpelihara.
Gambar stasiun Kalasan saat di hidupkan.Stasiun Kalasan terletak di Desa Tirtomarton, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Suleiman, Provinsi Yogyakarta. Cara termudah untuk menuju tempat ini adalah melalui Googlemaps dengan kata kunci "Blok Menengah Kalasan", situs ini sendiri terletak di dekat Candi Kalasan atau Jalan Roy Yoga-Solo, 13 km selatan.
Stasiun Kalasan didirikan oleh NISM pada tahun 1872 dengan dibangunnya jalur kereta api penghubung Balap Solo dan direnovasi atau dibangun kembali pada tahun 1929-1930 ketika diambil alih oleh Perusahaan Kereta Api Negara atau SS (StatSporweizen). Telurnya saat ini. . Stasiun ini sendiri termasuk dalam kategori stasiun kelas tiga atau stasiun kecil.
Stasiun Kalasan pertama dibangun, di samping jalur kereta api umum untuk memfasilitasi distribusi gula dari pabrik gula Tanjungtirto, seperti yang terlihat di selatan bekas jalur kereta api barang. . Di sisi lain, sayangnya keberadaan truk ini tertutup sebagian di permukaan tanah, atau truk ini akan dibuka kembali sebagai jalur kereta wisata, ada kemungkinan gedung di stasiun Kalasan ini akan digunakan sebagai transit lagi. Stasiun, agar tetap hidup, tidak diisi dengan jalur rusak, terbengkalai, putus seperti sekarang ini.
5 jalur yang dulu ada dan dulunya digunakan sebagai titik persilangan atau pemberhentian, kini hanya berfungsi 2 jalur. Kini, kecuali bangunan stasiun utama, hanya bangunan bekas gudang di timur dan bekas bangunan toilet di barat yang tersisa. Stasiun Calasan sendiri akhirnya ditutup pada 1 Agustus 2007 setelah menggunakan Rel Ganda Solo-Coutterjo yang kondisinya sudah tidak diperhatikan lagi sejak itu, sehingga sejarah kolonial yang pernah mengiringinya akhirnya mulai memudar. . Kesan yang tidak menyenangkan, antara lain banyaknya pembunuhan dan banyaknya kejadian di sekitar perlintasan kereta api (selalu ada kasus bunuh diri sejak 2018, ketika setiap tahun tak sengaja bertabrakan dengan kereta api yang lewat).
Pada tahun 2008, kebakaran terjadi di gedung stasiun, membakar dokumen era MDP, seperti Gapeka (peta kereta api), di area ayam jago merah. . .
Namun, setelah sekian lama terbengkalai, ada kabar baik, terutama rencananya, bahwa mulai 1 Oktober 2020, KAI akan mengaktifkan beberapa bangunan stasiun lokal, seperti bagian dari Stasiun Kalasan, Stasiun Maguvo Lama dan Stasiun Patukan. Proyek berkelanjutan. Menyusul peluncuran KRL dari Stasiun Kereta Api Tugu Solo yang dimulai pada 21 Juli 2020 dan kini telah selesai, kami berharap rencana ini dapat segera direalisasikan di gedung eks Kalasan. Stasiun ini bisa disulap menjadi pemandangan yang indah, mengubah kesan takut atau ngeri yang tertanam dalam sejarah wisata kolonial yang mempesona. Jangan biarkan kenangan indah bernostalgia dibayangi tragedi buruk yang membekas, meski mewarnai sejarah bangunan.
Catatan: Beberapa tips bagi anda yang berkunjung ke tempat ini, waspadalah terhadap perlintasan kereta api yang masih aktif, jangan biarkan mereka berfoto untuk Instagram, anda akan dirugikan dengan kecerobohan anda.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.